160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

WHO : Kesepian Kini Jadi Ancaman Masalah Kesehatan Global !

WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) baru saja mengeluarkan pernyataan memprihatinkan yang menggambarkan kesepian bukan sekadar masalah mental, melainkan ancaman serius bagi kesehatan global. Dalam pernyataan yang kontroversial, ahli bedah umum AS bahkan membandingkan dampak fatal kesepian dengan merokok 15 batang sehari.

Dalam langkah proaktif, WHO membentuk Komisi Internasional yang dipimpin oleh ahli bedah umum AS, Vivek Murthy, dan utusan pemuda Uni Afrika, Chido Mpemba. Tim ini, terdiri dari 11 tokoh inspiratif termasuk Ralph Regenvanu dari Vanuatu dan Ayuko Kato dari Jepang, bersatu untuk menemukan solusi inovatif.

Mengingat dampak kesepian pada lansia, Murthy menegaskan bahwa satu dari empat lansia yang terisolasi adalah realitas global, bukan hanya terbatas pada negara maju. Kesepian pada orang dewasa yang lebih tua juga dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 50% dan risiko penyakit stroke sebesar 30%.

Namun, kesepian bukan hanya melanda para lansia. Data WHO menunjukkan, Antara 5% dan 15% remaja diperkirakan mengalami kesepian, dimana Afrika sebanyak 12,7% remaja sedang dibenua Eropa diperkirakan sebnayak 5,3%.

750 x 100 AD PLACEMENT

Terkait kesepian yang melanda remaja, sebuah tim peneliti menerbitkan studi baru tentang kesepian di Journal of Clinical Psychiatry. Remaja yang mengalami kesepian di sekolah lebih besar kemungkinannya untuk putus sekolah. Hal ini juga dapat menyebabkan dampak ekonomi yang lebih buruk. Selain itu dalam buku karangan Dr. Vivek Murthy, Together: The Healing Power of Human Connection in a When Lonely World, ia menggambarkan kesepian sebagai krisis. Ia juga mengatakan bahwa hal itu bisa menyebabkan penurunan angka harapan hidup, meningkatkan risiko penyakit jantung, demensia, depresi, dan kecemasan yang lebih tinggi. Kesepian juga memiliki efek yang mendalam pada performa seseorang di tempat kerja, sekolah, dan masyarakat.

Dengan langkah-langkah revolusioner dan kolaborasi global yang digerakkan WHO, dunia sekarang dihadapkan pada tugas mendesak untuk mengangkat kesepian sebagai prioritas kesehatan global. Sebuah perang tanpa senjata, namun dengan potensi kemenangan yang mampu menyelamatkan jutaan jiwa dari belenggu kesepian.

Lalu bagaimana langkah yang bisa kita tempuh dalam melawan kesepian?

750 x 100 AD PLACEMENT

Para pakar merekomendasikan pendekatan yang beragam dalam menangani rasa kesepian berdasarkan usia. Sebagai contoh, riset terbaru yang dipublikasikan dalam The American Journal of Geriatric Psychiatry menemukan bahwa lansia yang aktif mengikuti kelas olahraga kelompok mengalami penurunan kesepian. Sedangkan, bagi generasi yang lebih muda, keberadaan perangkat elektronik untuk beraktivitas di media sosial tidak menjamin terbebas dari kesepian. Fokus utama dalam mengatasi kesepian adalah memperbaiki mutu hubungan dengan sesama. Meskipun teknologi dapat menjadi sarana koneksi yang berkualitas, namun terkadang dapat pula merusak hubungan antar sesama. Penting diingat bahwa jenis percakapan yang dilakukan melalui pesan teks memiliki perbedaan kualitatif dengan komunikasi langsung atau melalui telepon, di mana kita dapat mendengar suara seseorang dan mengartikan nuansa, perasaan, serta maksudnya.

Manfaatkan waktu dengan sepenuh hati dan berupaya untuk hadir sepenuhnya bersama orang-orang terdekat. Sebagai contoh, coba nikmati makan malam bersama keluarga tanpa terganggu oleh gawai. Selain itu, lakukan hal-hal seperti memberikan bantuan kepada rekan kerja di lingkungan kerja atau menjadi sukarelawan untuk sebuah kegiatan di masyarakat. Hal ini tidak hanya akan mempererat hubungan dengan orang lain, melainkan juga dapat meningkatkan rasa percaya diri serta mengurangi rasa kesepian .

750 x 100 AD PLACEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin juga menyukainya