Tidak Pernah Digunakan : Bisakah Dana Iuran BPJS Kesehatan Ditarik Tunai?

medika.co.id – Bosan membayar iuran BPJS Kesehatan tanpa pernah memanfaatkannya? Adakah kemungkinan mengonversi iuran bulanan menjadi uang tunai? Sayangnya, meskipun ide tersebut terdengar menarik, BPJS Kesehatan memiliki kebijakan ketat yang menghentikan kemungkinan tersebut.

Meskipun peserta yang sehat mungkin merasa bahwa iuran yang dibayarkan setiap bulan menjadi “sia-sia,” sebenarnya ini jauh dari kerugian! BPJS Kesehatan diibaratkan sebagai komunitas yang saling mendukung. Iuran yang tidak digunakan oleh peserta yang sehat akan diarahkan sebagai subsidi bagi peserta lain yang membutuhkan perawatan medis.

Meskipun terkadang terasa “tidak adil” bagi peserta yang tidak pernah sakit atau menggunakan BPJS, prinsip ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua orang dapat mengakses layanan kesehatan tanpa beban finansial ketika dibutuhkan.

Dikutip dari sumber terpercaya di CNBC Indonesia, peraturan terkait iuran BPJS Kesehatan diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020. Besaran iuran ditentukan berdasarkan jenis kepesertaan. Bagi pekerja formal, iuran sebesar 5% dari upah, dengan 4% dibayarkan oleh pemberi kerja dan 1% oleh pekerja.

Untuk peserta non-formal, mereka memiliki fleksibilitas dalam memilih iuran sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing. Kelas 1 membayar Rp 150.000, Kelas 2 Rp 100.000, dan Kelas 3 hanya Rp 35.000 per bulan.

Penting untuk dicatat bahwa bagi masyarakat kurang mampu yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), mereka dapat masuk ke kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI), di mana iuran BPJS Kesehatannya dibayarkan oleh pemerintah.

Jadi, meskipun sehat terus dan terasa sayang uang iuran “terbuang,” sebenarnya ini merupakan kontribusi positif dalam menjaga kelangsungan sistem BPJS Kesehatan dan memastikan akses layanan kesehatan untuk semua. Jadi, tetap semangat sebagai peserta BPJS Kesehatan! Terus sehat dan membantu sesama yang membutuhkan!

Baca juga:

Tren “Hahu Hoyeng” Menggemparkan Medsos: Kelezatan yang Mengundang Risiko Kesehatan