Teriknya Suhu Panas Versus Kesejahteraan Mental: Konflik di Bawah Sinar Matahari

medika.co.id-Apakah cuaca ekstrem dengan suhu panas yang mencapai atau bahkan melampaui 35 derajat Celsius dapat memengaruhi kondisi mental manusia?

Ini adalah pertanyaan yang semakin mendapat perhatian di tengah meningkatnya suhu global dan perubahan iklim yang semakin terasa.

Cuaca panas yang berlebihan dapat memiliki dampak yang jauh lebih dalam daripada sekadar ketidaknyamanan fisik.

Penelitian ilmiah baru-baru ini mulai mengungkap hubungan antara suhu yang ekstrem dan masalah kesejahteraan mental.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti Universitas di Makassar, ditemukan bahwa periode cuaca panas yang berkepanjangan dapat meningkatkan tingkat stres, kecemasan, dan gangguan tidur pada individu.

Dr. Maria Iswanti, salah seorang peneliti dalam studi ini, menjelaskan, “Suhu yang ekstrem dapat memicu perubahan hormon dan neurokimia dalam tubuh manusia, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesejahteraan mental.”

Kondisi seperti itu dapat memicu berbagai masalah, termasuk peningkatan tingkat stres, depresi, dan bahkan konflik interpersonal.

Terlebih lagi, individu yang sudah memiliki kerentanan terhadap masalah kesejahteraan mental lebih rentan terhadap dampak cuaca ekstrem.

Baca juga:

Riset : Perselingkuhan Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental yang Serius

Ketika suhu panas yang berlebihan terjadi dalam jangka waktu yang lama, seperti yang sering terjadi di berbagai kota, termasuk Makassar, selama musim kemarau yang panjang, risiko dampak negatif terhadap kesejahteraan mental semakin meningkat.

Namun, ahli kesehatan juga menekankan bahwa pemahaman dan penanganan yang tepat dapat membantu mengurangi dampak ini.

Menjaga hidrasi yang cukup, berpakaian sesuai, dan mencari tempat yang sejuk saat cuaca sangat panas adalah langkah-langkah yang dapat membantu melindungi diri dari suhu ekstrem.(*)