160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Stunting di Indonesia: 7 Pertanyaan yang Sering Muncul di Masyarakat

medika.co.id – Stunting atau kondisi anak akibat kurangnya asupan gizi yang memadai, masih menjadi tanda tanya di kalangan masyarakat. Meskipun dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, pemahaman terhadap stunting seringkali masih terbatas bahkan salah. Oleh karena itu, tak heran jika masih banyak pertanyaan yang muncul dari masyarakat seputar kondisi stunting.

Apa yang Dimaksud dengan Stunting?
Dalam buku “Stunting Pada Anak: Kenali dan Cegah Sejak Dini” karya Nurul Imani (2020: 10), UNICEF mendefinisikan stunting sebagai persentase anak usia 0 hingga 59 bulan dengan tinggi di bawah standar, diukur berdasarkan standar pertumbuhan anak yang dirilis WHO. Biasanya, gejala stunting baru terlihat setelah anak menginjak usia dua tahun, di mana tubuhnya menjadi lebih pendek dari standar normal, sekitar 8,5 – 11,75 cm, akibat kekurangan asupan gizi yang berlangsung dalam waktu lama.

Bagaimana Cara Mencegah Stunting?
Stunting dapat dicegah sedini mungkin dengan memastikan kebutuhan zat besi, yodium, dan asam folat terpenuhi sejak dalam kandungan. Pencegahan lainnya melibatkan menghindari paparan asap rokok dan memastikan ibu hamil menjalani pemeriksaan kandungan secara rutin untuk memantau perkembangan janin.

Pertanyaan Umum Mengenai Stunting yang sering muncul di masyarakat

750 x 100 AD PLACEMENT

1. Bagaimana Angka Stunting di Indonesia?
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 37,2% pada 2013 menjadi 30,8% pada 2018. Meskipun mengalami penurunan, angka tersebut masih tinggi. WHO menetapkan indeks keparahan stunting sebagai krisis jika angkanya sama atau lebih dari 15%.

2. Apakah Stunting Bersifat Genetik?
Stunting bukanlah masalah genetik. Ini terjadi akibat masalah nutrisi dan lingkungan. Namun, kebiasaan makan dan jenis nutrisi yang dikonsumsi orangtua dapat memengaruhi pertumbuhan anak.

3. Kapan Stunting Terjadi?
Stunting bisa dimulai sejak anak dalam kandungan. Asupan nutrisi yang kurang sejak awal kehamilan hingga usia dua tahun merupakan faktor kunci.

4. Apa Arti dari 1000 Hari Pertama Kehidupan?
Periode kritis terjadinya stunting adalah 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Asupan nutrisi yang baik selama periode ini dapat mencegah stunting.

750 x 100 AD PLACEMENT

5. Apa Dampak Jangka Panjang Stunting?
Stunting dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti perkembangan terhambat, sistem imun yang rendah, risiko penyakit degeneratif, hingga penurunan fungsi kognitif.

6. Apa Arahan Presiden terkait Stunting?
Presiden Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 untuk percepatan penurunan stunting, menekankan fokus pada masalah ini.

7. Apa Risiko Stunting pada Pernikahan Dini?
Studi WHO menyebut pernikahan dini dapat meningkatkan risiko stunting. Remaja yang menikah di usia muda mungkin mengalami persaingan gizi dengan bayi yang dikandungnya.

Fakta-fakta Menarik tentang Stunting
Sampai saat ini, kasus stunting di Indonesia masih tinggi dan perlu diperhatikan. Menurut RISKESDAS 2018, angka stunting turun dari 37,2% pada 2013 menjadi 30,8% pada 2018. Namun, fakta menarik lainnya adalah stunting bukanlah masalah genetik, bisa terjadi sejak dalam kandungan, dan dapat memicu masalah kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, pemahaman masyarakat tentang stunting perlu terus ditingkatkan.

750 x 100 AD PLACEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin juga menyukainya