160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Rokok Elektrik: Tantangan atau Ancaman Kesehatan? Ini kata WHO

medika.co.id – Menurut informasi dari tim medis yang diperoleh dari forbes.com, WHO menekankan perlunya aksi segera untuk melindungi anak-anak, non-perokok, dan masyarakat umum dari efek kesehatan yang “mencemaskan” rokok elektrik. WHO mengakui bahwa meskipun rokok elektrik atau e-cigs dapat membantu seseorang berhenti merokok, produk yang mengandung nikotin ini dianggap “sangat adiktif” dan sebaiknya diatur secara ketat sebagai obat daripada dilepas sebagai produk konsumen di pasar bebas.

Data tersebut juga menyoroti bahwa meskipun rokok elektrik diakui sebagai alternatif yang lebih bersih daripada rokok konvensional, penggunaannya tidak terbukti efektif dalam membantu masyarakat berhenti merokok ketika dijual sebagai produk konsumen. Selain itu, data menunjukkan bahwa perusahaan tembakau besar menggunakan produk-produk baru ini untuk “mendapatkan kursi di meja pembuat kebijakan pemerintah dan melobi terhadap kebijakan kesehatan.”

Data dari forbes.com juga mengungkap bahwa WHO menuding industri tembakau menggunakan “bukti palsu” untuk mempromosikan e-cigarettes sebagai alat pengurang risiko, sambil “terus menjual miliaran rokok” dan memasarkan vapes “secara agresif” kepada anak-anak, remaja, dan orang muda.

750 x 100 AD PLACEMENT

Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kepala WHO, mengatakan, “Anak-anak direkrut dan terjebak pada usia dini untuk menggunakan e-cigarettes dan mungkin terjebak pada nikotin.” Beliau mendesak negara-negara untuk “melindungi warganya” dan memberlakukan “tindakan tegas untuk mencegah penggunaan.” Data yang dikumpulkan juga menunjukkan bahwa negara-negara yang sudah melarang penjualan e-cigarettes perlu memperkuat penegakan hukum dan terus mendukung upaya kesehatan masyarakat untuk mengurangi penggunaan tembakau.

Menurut data yang dihimpun, WHO merekomendasikan bahwa negara yang memperbolehkan penjualan vapes secara komersial seharusnya memberlakukan pajak, melarang versi beraroma, membatasi konsentrasi dan kualitas nikotin yang diizinkan, serta mengambil langkah-langkah untuk “mengurangi daya tariknya.”

Rokok elektrik bekerja dengan memanaskan cairan untuk membentuk uap yang dihirup. Cairan ini, yang mengandung nikotin, dapat membantu dalam mengelola keinginan dan membantu orang berhenti merokok. Namun, menurut WHO, meskipun lebih aman daripada merokok, vapes dapat menciptakan “zat beracun, beberapa di antaranya diketahui menyebabkan kanker dan beberapa meningkatkan risiko gangguan jantung dan paru.” Penggunaan vapes juga dapat memengaruhi perkembangan otak dan menyebabkan gangguan belajar. Pada tingkat populasi, vapes belum terbukti efektif dalam membantu orang berhenti merokok.

Dalam konteks global penolakan terhadap merokok, data dari forbes.com mencatat bahwa raksasa tembakau seperti Philip Morris International (PMI) dan British American Tobacco telah beralih ke produk bebas asap, seperti rokok elektrik dan tembakau yang dipanaskan, sebagai masa depan industri. Mereka juga menghadapi persaingan baru dari perusahaan baru seperti Juul. Meskipun terkenal dengan sejarahnya yang meremehkan atau membantah bukti kerusakan produknya, industri tembakau dilaporkan merasa kesal terhadap sikap WHO terhadap vapes dan produk serupa, menganggapnya sebagai peluang terlewatkan untuk mengurangi tingkat merokok.

750 x 100 AD PLACEMENT

Menurut WHO, tembakau menyebabkan sekitar 8 juta kematian setiap tahun, dan sekitar 1,3 juta di antaranya disebabkan oleh paparan asap tembakau dari perokok pasif.

Dampak kesehatan jangka panjang dari penggunaan vapes belum diketahui. Meskipun jelas lebih tidak berbahaya daripada merokok, vaping tidak tanpa risiko. WHO mengatakan bahwa vaping telah terbukti menciptakan “zat beracun, beberapa di antaranya diketahui menyebabkan kanker dan beberapa meningkatkan risiko gangguan jantung dan paru” dan penggunaannya dapat memengaruhi perkembangan otak dan menyebabkan gangguan belajar. Vaping juga dapat memengaruhi perkembangan janin jika digunakan selama kehamilan dan juga “menimbulkan risiko bagi orang di sekitarnya.” Sikap WHO yang menyatakan bahwa produk vaping tidak aman sejalan dengan penolakan panjang organisasi terhadap industri tembakau, yang dikatakan olehnya “menghasilkan keuntungan dari menghancurkan kesehatan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin juga menyukainya