![Riset: 86 Persen Gen Z Mengalami Menu Anxiety, Bingung Mau Makan Apa](https://medika.co.id/wp-content/uploads/2023/12/A2AED99C-107F-4B0B-B1DC-045ED2576CBE.webp)
medika.co.id – Bukan hanya keelokan alam, tetapi Indonesia juga memamerkan potensi menarik dalam wisata kesehatan. Seiring berjalannya waktu, diversifikasi sektor pariwisata membawa berbagai bentuk perubahan, dan salah satu aspek yang berkembang adalah medical tourism atau wisata kesehatan. Sebagai industri global yang berkembang pesat, medical tourism membuka peluang besar bagi Indonesia, terutama setelah kemajuan signifikan dalam sektor layanan kesehatan dalam satu dekade terakhir. Pada tahun 2018, pengeluaran pemerintah untuk kesehatan mencapai sekitar 3.1% dari total produk domestik bruto.
Apa itu Medical Tourism?
Medical tourism dapat didefinisikan sebagai perjalanan dari rumah ke destinasi lain untuk meningkatkan kondisi kesehatan sebagai bentuk rekreasi. Ini melibatkan mendapatkan layanan medis dan alternatif, serta semua bentuk pariwisata lainnya yang dilakukan untuk menangani masalah kesehatan. Secara sederhana, medical tourism menekankan pada kegiatan pengobatan untuk menyembuhkan penyakit yang disertai dengan kegiatan wisata.
Awalnya, medical tourism merujuk pada perjalanan wisatawan dari negara berkembang ke negara maju untuk mendapatkan perawatan yang tidak tersedia di negeri asal mereka. Namun, kini, medical tourism juga dilakukan sebaliknya, dengan wisatawan dari negara maju pergi ke negara berkembang karena biaya perawatan yang relatif lebih rendah dan inovasi menarik.
Potensi Medical Tourism di Indonesia
Potensi medical tourism di Indonesia sangat menjanjikan, dengan antusiasme besar untuk mengembangkan wisata kesehatan di negeri ini. Program medical tourism saat ini menjadi andalan untuk menghidupkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Sejumlah langkah telah diambil untuk memastikan Indonesia siap mendukung medical tourism, termasuk inisiasi terobosan dan sinergi untuk mengubah kawasan Sanur, Bali, menjadi referensi baru bagi wisata kesehatan dan kebugaran di Asia. Kawasan ini diharapkan menjadi zona ekonomi kesehatan unggulan pertama di Indonesia.
Langkah pertama menuju target ini adalah pembangunan Bali International Hospital, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2023 dengan protokol klinis standar, teknik manajemen, dan perawatan pasien setara dengan Mayo Clinic, tanpa melupakan unsur kearifan lokal. Langkah awal ini diharapkan dapat mengurangi jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri.
Perlu dicatat bahwa Indonesia juga dilengkapi dengan tenaga medis berkualitas. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata kesehatan dan kebugaran di Asia bahkan dunia, dengan berbagai layanan kesehatan yang unik. Keberadaan Bali International Hospital diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dan mengurangi jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan berstandar internasional.
Faktor Kesuksesan Medical Tourism
Indonesia mungkin bukan tujuan utama untuk wisata kesehatan global, namun peluang untuk bersaing masih terbuka lebar. Ada empat kunci kesuksesan dalam pengembangan medical tourism, yaitu:
1. Biaya
Faktor ekonomi, seperti biaya, manfaat, dan asuransi, sangat penting. Oleh karena itu, harga yang terjangkau menjadi pertimbangan penting bagi orang yang melakukan wisata kesehatan ke luar negeri untuk memberikan lebih banyak bantuan bagi para wisatawan.
2. Keahlian Medis
Faktor keahlian medis terkait dengan kualitas tinggi fasilitas kesehatan yang disediakan dan cukupnya jumlah spesialis yang dapat diandalkan. Faktor keahlian medis akan lebih mendukung medical tourism jika disertai dengan faktor kebugaran seperti kesejahteraan, perilaku relaksasi, dan peningkatan kesehatan dan kesenangan.
3. Infrastruktur
Faktor infrastruktur dan kebijakan pemerintah juga menentukan kesuksesan medical tourism.
Faktor ini berhubungan dengan keamanan, kemudahan akses, keamanan, transportasi publik, dan fasilitas yang nyaman.
4. Budaya
Faktor budaya melibatkan berbagai aspek, seperti sistem kesehatan yang akrab, religiositas, bahasa dan komunikasi, isu-etika, dan jarak dari negara asal. Beberapa faktor ini menentukan keberhasilan medical tourism suatu negara, ditambah dengan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan makanan, iklim, orang-orang yang melayani, dan berbagai sumber daya alam.
Dengan fokus pada faktor-faktor ini, Indonesia dapat terus memperkuat posisinya sebagai destinasi Medical Tourism yang menarik dan berkualitas. Dengan menjaga keseimbangan antara kualitas layanan kesehatan, keberlanjutan lingkungan, dan aksesibilitas finansial, Indonesia dapat memperkuat daya saingnya di panggung global.