160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Mengenal Stunting: dari Sejarah Hingga Hari Gizi Nasional

medika.co.id  – Hampir tujuh dekade yang lalu, Indonesia memulai perjalanan panjangnya dalam menanggapi tantangan gizi dengan mendirikan Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Awalnya diprakarsai oleh Menteri Kesehatan, Dr. J Leimena, yang nantinya dihormati sebagai Bapak Gizi Indonesia, LMR mencatat langkah bersejarah ketika Prof. Poorwo Soedarmo diangkat sebagai pemimpin lembaga tersebut.

Sejak saat itu, pemerintah meningkatkan upaya untuk memahami serta menanggulangi masalah gizi di Indonesia. Jejak Sejarah Hari Gizi Nasional mencapai puncaknya pada tanggal 25 Januari 1951, ketika LMR mendirikan Sekolah Juru Penerang Makanan. Hari Gizi Nasional menjadi momentum tahunan yang mengingatkan akan esensi pemahaman gizi di kalangan masyarakat.

Meski begitu, walaupun sejarah perjuangan menghadapi permasalahan gizi telah dimulai lama, tantangan nyata masih menghantui Indonesia hingga kini. Salah satu isu yang terus merayap adalah stunting.

Apa itu Stunting?

750 x 100 AD PLACEMENT

Stunting, atau kekurangan gizi kronis, merujuk pada kondisi di mana pertumbuhan fisik anak melambat sehingga tinggi badannya lebih pendek dari standar usianya. Lebih dari sekadar masalah tinggi badan, stunting mencerminkan ketidakcukupan gizi dan nutrisi yang dialami anak sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi stunting pada balita mencapai 30,8 persen. Meskipun angka tersebut mengalami penurunan menjadi 24,4 persen pada tahun 2021, Indonesia masih menempati peringkat kedua tertinggi di Asia Tenggara dan kelima di dunia dalam hal stunting.

Dr. Supriyantoro, Ketua Umum Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF), menyoroti bahwa permasalahan stunting tidak hanya menjadi keprihatinan keluarga kurang sejahtera. Bahkan, keluarga berkecukupan pun mungkin memiliki anak dengan gejala stunting akibat kurangnya pemahaman dalam memberikan gizi yang baik, terutama terkait konsumsi makanan instan tanpa memperhatikan dampak negatifnya.

Faktor-faktor Pemicu Stunting

750 x 100 AD PLACEMENT

Melihat lebih dekat, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan stunting. Salah satu faktor utama adalah minimnya informasi mengenai pentingnya pemenuhan gizi di kalangan masyarakat. Pasangan muda yang belum sepenuhnya menyadari pentingnya menjaga kebersihan diri selama kehamilan dan pada anak di bawah usia dua tahun juga menjadi pemicu lain.

Lebih lanjut, pemahaman terbatas tentang pemenuhan gizi hanya terfokus pada kebutuhan ibu agar merasa kenyang, tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas asupan gizi yang diperlukan selama kehamilan dan awal kehidupan anak.

Langkah-langkah Mencegah Stunting

Mengawal 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dianggap sebagai langkah awal dalam mencegah stunting. Program pemberian makan bayi dan anak (PMBA), termasuk ASI eksklusif, makanan pendamping ASI, dan menyusui hingga usia dua tahun atau lebih, menjadi bagian integral dari solusi. Namun, perhatian ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan merupakan upaya bersama dari pasangan suami istri dan keluarga besar.

750 x 100 AD PLACEMENT

Mengapa perlu dukungan dari berbagai pihak? Karena stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada tingkat kecerdasannya. Anak yang mengalami stunting pada usia balita cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah. Bahkan, pada masa produktif, individu yang mengalami stunting pada masa kecil dapat mengalami penurunan pendapatan sekitar 20 persen.

Dari perspektif nasional, stunting pada anak-anak dapat menyebabkan kerugian negara hingga sekitar Rp300 triliun per tahun. Dampaknya tidak hanya terbatas pada tingkat kecerdasan, tetapi juga berpengaruh pada produktivitas individu. Oleh karena itu, pemahaman bahwa “it takes a village to raise a child” semakin penting, karena membentuk anak yang sehat dan berkualitas adalah upaya bersama kita semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin juga menyukainya