160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Data Terbaru: Penurunan Angka Stunting, Capaian Terkini, dan Tantangan di 2024

medika.co.id  – Berdasarkan survei BKKBN tahun 2022, sekitar 21 juta keluarga di Indonesia dihadapkan pada risiko stunting. Fakta menarik dari Studi Status Gizi Indonesia 2022 di laman Paudpedia Kemdikbud menunjukkan bahwa hanya Provinsi Bali yang mencapai predikat baik, berbeda dengan 34 provinsi lainnya.

Pemerintah Indonesia mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting. Meskipun stunting dan gizi buruk seringkali dianggap sama, stunting cenderung disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Sebaliknya, gizi buruk menyebabkan masalah gizi dan berat badan dalam waktu yang lebih singkat.

Perbedaan dampak antara stunting dan gizi buruk juga perlu dicermati. Gizi buruk dapat mempengaruhi kekebalan tubuh dan menurunkan tingkat kecerdasan, sementara stunting berdampak pada gangguan metabolisme, kekebalan tubuh rendah, dan dimensi fisik tubuh yang tidak optimal.

Data Terbaru Stunting 2022: Penurunan yang Positif
Upaya pemerintah dalam menghadapi stunting menghasilkan capaian positif. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui laman Indonesia Baik, prevalensi stunting turun dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022.

750 x 100 AD PLACEMENT

Pentingnya pencapaian ini terlihat dari fakta bahwa penurunan angka stunting ini merupakan yang terendah dalam 10 tahun terakhir. Sebelumnya, prevalensi stunting mencapai 37,2 persen pada tahun 2013 dan secara konsisten turun menjadi 21,6 persen pada tahun 2022.

Data SSGI 2022 melibatkan 334.848 sampel bayi dan balita dari 486 kabupaten/kota di 33 provinsi di Indonesia. Beberapa provinsi menunjukkan penurunan signifikan seperti Sumatra Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Riau, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Tantangan dan Target 2024
Meskipun terdapat pencapaian positif, tantangan tetap ada. Prevalensi stunting pada tahun 2023, berdasarkan data 2022, mencapai 21,6 persen. Dalam Rakornas Percepatan Penurunan Stunting 2023, pemerintah menetapkan target prevalensi 14 persen pada tahun 2024.

Untuk mencapai target ini, pemerintah memberikan insentif fiskal tahun 2023 senilai Rp750 miliar kepada 125 daerah yang berhasil menurunkan stunting. Insentif ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi daerah untuk tetap konsisten dalam upaya penurunan stunting.

750 x 100 AD PLACEMENT

Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin, yang juga menjabat Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S), menegaskan pentingnya waktu. Dengan hanya satu tahun ke depan, ia mengajak semua pihak untuk tidak terlena dan terus berupaya mencapai target yang telah ditetapkan.

Dalam penanggulangan stunting, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci untuk menciptakan solusi komprehensif guna menghadapi tantangan ini dan memberikan harapan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin juga menyukainya