160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Bunga-Bunga Warnai Antartika: Dampak Perubahan Iklim yang Mengejutkan

MEDIKA.CO.ID- Banyak yang tidak akan pernah membayangkan melihat bunga berwarna-warni di Antartika, tetapi sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Current Biology pada hari Selasa telah mengungkapkan perubahan mengejutkan.

Perubahan iklim telah membuat mekar warna-warni menjadi pemandangan yang semakin umum di salah satu pulau Antartika.

Penelitian Italia ini menyoroti perluasan yang mencolok dalam populasi dua tanaman berbunga Antartika, yang mereka sebut sebagai bukti pertama bahwa perubahan iklim mempercepat pergeseran ekosistem di benua es tersebut.

Tanaman rumput rambut Antartika dan pakis mutiara Antartika, dua-satunya tanaman berbunga asli di wilayah Antartika, tumbuh pesat di Pulau Signy.

750 x 100 AD PLACEMENT

Dalam periode dari 2009 hingga 2018, jumlah lokasi di mana pakis mutiara dapat ditemukan meningkat sebesar 154 persen, sementara jumlah lokasi rumput rambut meningkat 28 persen.

Hal mengejutkan, tanaman-tanaman ini bahkan menyebar ke wilayah-wilayah yang biasanya lebih dingin di pulau tersebut, dan para peneliti mengaitkan perubahan iklim sebagai pemicunya.

Pemanasan suhu udara rata-rata musim panas di Pulau Signy mencapai 1,2 derajat Celsius dari tahun 1960 hingga 2011, sebelum mengalami sedikit penurunan suhu pada tahun 2012.

Namun, suhu musim panas kembali meningkat sebesar 0,9 derajat Celsius dalam tujuh tahun berikutnya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Hasil eksperimen simulasi menunjukkan bahwa kedua tanaman ini tumbuh subur dalam kehangatan.

Namun, peningkatan suhu juga membawa konsekuensi negatif, yaitu meningkatnya kemungkinan invasi tanaman dan serangga dari luar.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan ini bukanlah berita baik semata.

Perubahan iklim semakin mengancam biodiversitas Antartika, yang memiliki dampak jangka panjang bagi seluruh dunia.

750 x 100 AD PLACEMENT

Wilayah Semenanjung Antartika diperkirakan akan terus mengalami pemanasan selama sisa abad ini.

“Jika ini mengikuti skenario ‘bisnis seperti biasa’ yang paling buruk … iklim Bumi pada tahun 2030 bisa menyerupai periode hangat seperti yang tercatat selama mid-Pliosen,” demikian kesimpulan dalam studi tersebut.

Ilmuwan iklim dari Universitas Victoria di Wellington, James Renwick, mengingatkan bahwa ini adalah peringatan serius.

Meskipun munculnya bunga-bunga ini mungkin tampak menarik, perubahan iklim ini membawa risiko besar bagi Antartika dan dapat memiliki dampak yang serius bagi seluruh dunia.

Perubahan iklim semakin mengancam keberlangsungan hidup ekosistem Antartika, dan menghadirkan risiko besar yang tidak boleh diabaikan.(maryam malil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda mungkin juga menyukainya