
medika.co.id-Kota Makassar saat ini sedang menghadapi cuaca ekstrem dan suhu panas yang berkepanjangan, yang menjadi lebih parah akibat kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam kota.
Pendapat ini dikemukakan oleh Muhammad Yusran, seorang praktisi dan aktivis lingkungan yang memiliki pemahaman mendalam tentang peran penting RTH dalam menjaga ekosistem.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Makassar mengalami musim kemarau yang lebih lama dan suhu yang lebih tinggi ditahun ini. Situasi ini menghasilkan dampak negatif terhadap warga, seperti masalah kesehatan dan ketahanan pangan.
Muhammad Yusran, yang juga aktif dalam kampanye pelestarian lingkungan di Makassar, mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa “Masyarakat harus meningkatkan pemahaman tentang literasi iklim dan RTH sesuai dengan hukum yang berlaku terkait RTH. Kurangnya RTH memiliki dampak serius pada memperburuk musim kemarau dan cuaca ekstrem, termasuk suhu panas yang berkepanjangan.”
Yusran menjelaskan bahwa RTH bukan hanya untuk keindahan kota, tetapi juga berperan dalam menjaga kualitas udara, menyediakan oksigen, mengurangi efek panas perkotaan, dan mendukung ekosistem yang sehat.
Dengan minimnya RTH, Makassar kehilangan kemampuan alamiahnya untuk mengatur suhu dan menjaga kestabilan lingkungan.
Selain itu, Yusran juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mengatasi masalah ini.
Dia menyampaikan, “Kita harus bersatu dalam menanam lebih banyak pohon, merawat taman, dan menjaga RTH yang ada.”
Dalam konteks perubahan iklim global, pelestarian RTH dan pemahaman akan peran mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem menjadi semakin penting.
Oleh karena itu, kesadaran dan tindakan kolektif dari seluruh komunitas di Makassar adalah kunci dalam mengatasi dampak yang semakin parah dari musim kemarau dan suhu panas yang berkepanjangan, yang mengancam kenyamanan dan kesejahteraan penduduk kota ini.(*)